Dari Taman Batu hingga Kantin Belakang BEM
Waktu berjalan begitu cepat rasanya, kukira baru kemarin melaksanakan Masa Ta’aruf kini tak terasa sudah berada di 80% proses pembelajaran kuliah di UMY. Ya, kini aku sudah berada pada semester keenam perkuliahan yang berarti sebentar lagi aku akan disibukkan dengan berbagai kegiatan selayaknya mahasiswa yang sudah berada pada puncak kematangan (red. semester tua).
Beneran, rasanya kayak baru kemarin kok tiba-tiba udah semester 6 aja.
Walaupun angkatanku adalah angkatan yang melewati dua fase kehidupan (normal & new normal), tetapi tak mengurangi esensi kuliah karena kami sudah pernah bertatap muka secara langsung walau hanya berjalan dari bulan September 2019 sampai Maret 2020 saja.
Aku kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi, yassh! prodi yang anak-anaknya selalu jadi anak bawang pas pembagian kelompok KKN hingga disumpah menjadi sie PDD. Jadi tak heran, ketika buka isi hp anak komunikasi isinya musti ada aplikasi edit foto, video, dan sosial media.
Buat temen-temenku seangkatan 2019 yang kemarin jadi PDD, i stand with you.
Tahun pertama dan kedua jadi tahun yang hmm keknya bisa deh dijalanin, rasa optimis sudah pasti membuncah dalam hati untuk mendapatkan hati dosen sudah pasti dengan menghalalkan segala cara untuk dapat nilai “A”. Tahun ketiga keempat masih juga membiasakan diri dengan situasi yang tak kunjung mereda, diselingi dengan ketertakutan mengenai Coronavirus yang terus meningkat.
Di tahun pertama pula, aku paham istilah istilah yang menjadi tanda tanya besarku sewaktu Mataf seperti Tambat atau Taman Batu, Landas Maskam atau Lantai Dasar Masjid Kampus, Kantin BEM yang awalnya aku kira BEM punya program kerja kantin mahasiswa, dan singkatan yang tak bisa aku ingat satu persatu.
Tahun kelima, aku mencoba peruntungan sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas dan masuk Dinas Komunikasi dan Informasi, yang mana hampir seluruh program kerja berbentuk daring. Tahun kelima juga saya mengikuti kegiatan KKN dan Magang yang mana harus membagi waktu dengan perkuliahan yang cukup rumit ini.
Tahun keenam, mencoba tetap gayeng ditengah gempuran pamer ayang
Karena banyak yang dipikirkan, hingga satu waktu aku kehilangan tujuan dalam menyelesaikan semester ini. Rasanya berat betul, satu sisi dosen sudah menyuruhku untuk membaca-baca tugas akhir kating tetapi disatu sisi aku masih belum siap untuk menghadapi itu semua sendirian.
Intinya, sekarang aku ingin kembali ke jalur yang sudah direncanakan. Tak jauh berputar-putar dengan angan-angan semu yang lama sudah hinggap *anjay.